Bimas Katolik Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur

Selamat Natal 2017 dan Selamat Tahun Baru 2018
Pro Patria et Ecclesia
 
 Statistik Kunjungan
 


 Sejak: 18 September 2010

 
Web Links
 


 
Temukan kami di facebook

 
Blitar-Tulungagung  SIKAP-SIKAP BERLITURGI KATOLIK
Editor: Garakatolik Update: 09-12-2010

TATA PERAYAAN EKARISTI BARU

” Sikap – Sikap Berliturgi “

           Belakangan ini saya melihat bahwa Misa/Ekaristi hanya merupakan suatu tradisi/hal-hal rutin yang harus dijalani sebagai seorang Kristiani, karena jika tidak Misa akan digunjingkan banyak orang, dirasani bahkan dikunjungi umat lain bahkan terisolir dari kehidupan Kristiani. Sehingga seolah-olah dating Misa itu tidak tahu apa artinya sesungguhnya.

Maka melihat keprihatinan itu maka saya ingin mengangkat kembali, mengajak untuk menyadari kembali makna dari Ekaristi.
 Perayaan Ekaristi.
Merupakan pusat hidup umat beriman khususnya Katolik. Didalam Ekaristi kita bertemu dengan Tuhan yang menjadi pusat hidup manusia. Karena itu Katekese bertugas :
1.        Tidak hanya memberikan pengertian tepat yang tentang Perayaan Ekaristi Kudus dan kaitannya dengan kehidupan manusia Kristiani sehari-hari, tetapi juga pertemuan dengan Tuhan yang merupakan sumber dan pusat hidup manusia menjadi lebih nyata dan dirasakan oleh umat beriman.
2.        Katekese juga membina umat agar dalam Ekaristi suci mereka mengalami kehadiran Tuhan dalam persekutuan kasih dengan segenap umat yang hadir dan kehadiran Tuhan itu memberikan berkat dan kekuatan kepada umat yang ikut berpartisipasi dalam perayaan Ekaristi tersebut.
3.        Katekese juga harus berusaha agar Misa Inkulturasi dapat membantu pertumbuhan iman umat, Karena mereka menghayati misteri yang terdapat dalam Ekarsiti dan mengungkapkan iman mereka dalam Misa Inkulturasi tersebut.

Dari tujuan diatas, maka kita perlu melihat kembali arti dari sikap-sikap berliturgi, sehingga kita mampu untuk menghayati Ekaristi dengan lebih baik.

1.        Berjalan

a.         Ketika memasuki ruang Gereja

b.         Sebelum dan susudah komuni

c.         Lektor yang akan membacakan Kitab Suci

d.         Wakil umat ketika mengantarkan bahan persembahan

e.         Petugas yang akan membacakan pengumuman

2.        Membuat Tanda Salib

a.           Ketika memasuki gereja dengan air suci

Mengungkapkan kesetiaan pada janji baptis untuk hidup baik sebagai anak-anak terang yang harus menerangi banyak orang.

b.           Saat meneripa percikan air suci

c.           Untuk mengawali dan mengakhiri Perayaan Ekaristi, doa pribadi dan pada saat konsekrasi

d.           Saat menerima berkat, pengampunan, perutusan atau akhir Perayaan ekaristi dll

e.           Tanda salib ebelum dan sesudah kotbah tidak dianjurkan lagi, karena kotbah tidak dilihat sebagai bagian utuh dari liturgy sabda.

3.        Perarakan

a.      Perarakan masuk biasanya diiringi dengan lagu pembukaan dan umat menyambut dengan berdiri. Maksud nyanyian pembukaan adalah mengarahkan perhatian umat pada perayaan yang berlangsung, memeriahkan upacara suci, menciptakan kebwersamaan.

b.      Perarakan juga dilakukan oleh wakil umat untuk mengantarkan persembahan berupa roti, anggur, lilin, bunga dan kolekte ke altar

4.        Membungkuk

Mulai dari perjanjian lama untuk mengiringi Raja merupakan tanda penghormatan badan yang lebih dari pada menundukkan kepala. Rombongan Imam dan Putra altar, seluruh umat melakukan penghormatan altar.

a.      Imam dan para pembantunya didepan altar ketika akan memulai dan mengakhiri perayan Ekaristi.

b.       Imam ketika mengucapkan kata-kata “ dikandung dari Roh Kudus “ pada saat mendoakan Aku Percaya (Credo)

c.       Imam pada waktu konsekrasi

d.       Umat ketika berada di depan salib

5.        Mengecup

Mengecup adalah tanda cinta dan penghormatan terhadap seseorang atau barang. Pada jaman kuno mengecup merupakan tanda salam dan hormat. Sejak abad IV umat Kristen mengambil alih kebiasaan yang sudah ada tersebut kedalam Ibadat Kristen.

a.        Imam sebelum memakai pakain liturgi

b.       Imam mengecup altar karena dimeja altar terdapat relikwi ( tulang-tulang orang suci) orang suci dan juga altar merupakan meja tempat Tuhan Yesus mempersembahkan diri untuk kita.

c.       Pada peringatan Jumat Agung semua yang ikut dalam ibadat mengecup salib, tepat mengecup luka-lika  Yesus.

6.        Mendupai

Mendupai merupakan kebiasaan kuno. (sebelum agama Kristen muncul) Kebiasaan ini diambil oleh orang Kristen dan berlanjut sampai dengan sekarang. Pendupaan dilakukan untuk menciptakan suasana dalm doa dan pembaharuan. Asap putih dari pendupaan melambangkan persembahan kita diterima oleh Allah. Seperti dalam Kitab Kejadian tentang persembahan Abraham yang berkenan dihadapan Allah. Bagaikan asap dupa yang harum mewangi keatas, dengan demikian doa-doa ini membumbung naik ke kehadiran Tuhan.

Makna dari mendupai :

a.       Lambang kurban

b.       Tanda keagungan

c.       Ungkapan kehormatan

d.       Penyucian

Untuk siapa dilakukan :

a.       Untuk Paus atau Uskup waktu perarakan menuju altar (ketika akan merayakan Ekaristi Agung)

b.        Untuk Imam, altar, bahan persembahan, salib, umat dan barang lain yang disucikan.

 

Kapan dilakukan :

a.         Pada hari Raya : Natal, Paskah dan Pentakosta

b.         Pada hari raya para Kudus dan Martir

c.        Pada saat penting lainnnya seperti tahbisan Iamam, uskup, Upacara kematian dll

Dupa dan wirug merupakan bahan wangi-wangian akar tumbuhan, bila dimasukkan dalam api akan mengahasilkan asap yang menebarkan wangi keseluruh ruangan.

Yang didupai : Sakramen Maha Kudus, Altarm Salib, Bahan persembahan dan Umat yang mengikuti upacara liturgi

7.        Menundukkan kepala

Merupakan tanda penghormatan.

Dilakukan pada saat :

a.         Imam mengucapkan nama Yesus, Santa Maria dan Santo atau santa yang akan dirayakan atau diperingati saat itu

b.        Imam sebelum dan sesudah mendupai salib, altar dan bahan persembahan

c.         Akolit/Misdinar sebelum dan sesudah mendupai Imam dan umat

d.        Lektor atau petugas lain yang akan menuju altar

e.        Umat ketika Imam selesai mengangkat Tubuh dan Darah Kristus, sesudah mengucapkan konsekrasi

f.         Umat ketika menerima berkat

8.        Berlutut

a.         Ketika berdoa pribadi pada saat mengawali dan mengakhiri Perayaan Ekaristi, saat konsekrasi serta sebelum dan sesudah komuni

b.         Ketika mengucapkan doa tobat, menunjukkan sikap kerendahan hati dan permohonan ampun

c.          Dihadapan Sakramen Maha Kudus atau Tabernakel

d.          Imam dan umat berlutut untuk merenungkan wafat Tuhan Yesus pada saat pembacaan Kisah Sengsara pada hari raya Jumat Agung.

e.          Ketika mengucapkan “ Ia di kandung dari Roh Kudus dilahirkan oleh perawan Maria dan menjadi manusia “ atau “ yang dikandung  dari Roh Kudus dilahirkan oleh perawan Maria “ pada saat doa Syahadat pada Hari Raya Natal, Hari Raya Kabar Gembira.

9.        Menebah dada

Menebah dada merupakan tanda tobat atau penyesalan. Dengan menebah dada dan merendahkan diri, kita berharap doa yang kita ungkapkan diterima oleh Allah

Dilakukan pada saat :

a.       Mengucapkan “ saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa” ( Doa tobat)

b.       Sebagai tanda menyesali dosa-dosa secara pribadi

10.     Duduk

Duduk di kursi/dibangku, bersila dilantai, lesehan didalam gereja yang tidak mempunyai bangku, bersikap tenang, siap mendengarkan dan merenungkan.

Duduk dilakukan oleh :

a.      Umat atau Imam untuk berfikir atau merenung

b.      Umat pada saat bacaan pertama dan kedua

c.      Umat ketika kotak kolekte sedang diedarkan dan bahan persembahan sedang dipersiapkan.

11.     Bersila

Bersila dilakukan ketika tidak ada kursi atau bangku dan bahkan untuk perempuan dilakukan dengan bersipuh. Bersimpuh/bersila merupakan sikap doa yang umum dilakukan di Asia Sebelah Timur seperti India, Jepang dan Indonesia.

12.     Berdiri

Bediri melambangkan kesiap-siagaan, hormat setiap hamba dihadapan tuannnya. Bersdiri mengungkapkan sikap siap menyambut, siap menerima, siap diutus dan siap berkarya

Dilakukan pada saat :

a.            Perarakan masuk dan keluar Gereja

b.            Menyanyikan atau mendoakan kemualiaan

c.            Pemakluman Injil

d.            Saat doa syahadat (Credo)

e.            Doa umat

f.             Doa waktu prefasi

g.            Waktu menyanyikan atau mendoakan Bapa Kami

h.            Ketika Imam mengucapkan doa pembukaan, Doa persiapan persembahan dan doa sedudah komuni.

Mengapa umat berdiri pada saat pembacaan Injil ? Sejak awal dalam sejarah perkembangan Gereja, Injil mendapat tempat penting dalam Ibadat. Kebiasaan ini dimulai dari penghormatan pada Raja, Kaisar Romawi bila tampil dimuka umum. Setelah dibaca Injil dikecup sebagai tanda hormat atau diangkat keatas untuk diperlihatkan kepada umat. Pembacaan Injil dibedakan dari pembacaan-pembacaan lain, didalamnya Yesus Kristus sendirilah yang langsung bersabda. Dalam perayaan Ekaristi Yesus hendak bersabda kepada kita. Oleh karena itu sepantasnya kita berdiri sebagai tanda penghormatan kita kepada orang yang yang hendak bersabda kepada kita.

Umat membuat tanda salib pada dahi, mulut dan dada. Khusus pembaca Injil membuat tanda salib pada Injil, lalu dahi, mulut dan dada.

Pada waktu membuat tanda salib umat mengucapkan : “ SabdaMu kuterima dengan budi, kuakui dan kuwartakan dengan mulut, dan kusimpan dalam hati “ artinya bersedia menerima sabda Tuhan dengan segenap pribadi kita.

13.     Merentangkan tangan

Merentangkan tangan merupakan tanda penyerahan diri kita kepada kehendak allah. Yusus merentangkan tangan dikayu salib. Dia merentangkan tangan orang membuka seluruh genggaman dan mau menyerahkan dirinya bahkan apa saja yang kita miliki kepada Tuhan.

Merentangkan tangan dilakukan :

a.       Imam ketika mendoakan doa pembukaan, doa persipan persembahan, doa Bapa kami, Doa Syukur Agung dan doa sesudah komuni.

b.        Umat ketika menyerahkan hidup dan segala permohonannya kepada Tuhan

14.     Menengadahkan kepala

Dilakukan pada saat :

a.             Imam ketika mempersembahkan roti dan anggur

b.             Umat waktu berdoa secara pribadi dihadapan yesus atau Santa Maria.

15.     Mengangkat tangan

Dilakukan pada saat :

a.        Imam ketika mengangkat patena dan piala berisi roti dan anggur

b.        Imam ketika mengangkat sibori atau patena dan piala berisi Tubuh dan darah Kristus.

16.     Menyembah

Dilakukakan pada saat :

a.          Tubuh dan Darah Kristus diangkat keatas (Konsekrasi)

b.             Tubuh dan Darah Kristus diangkat keatas (Konsekrasi)

c.             Sakramen Maha Kudus diangkat keatas pada doa Salve (pujian) pada hari Kamis Putih.

17.        Mengatupkan tangan

Dilakukan pada saat :

a.             Berdoa pribadi

b.           Akan menerima komuni 9mengatupkan tangan didada sebagai ungkapan kesetiaan kepada Tuhan) Pada saat ini hati ita diam dan masuk dalam doa hening, menyadari dan mensyukuri Tuhan yang berdiam dihati kita.

18.        Bergandengan tangan

 

19.        Bersalaman

Bersalaman atau berjabatan tangan mengungkapkan kasih saying persaudaraan. Bersalman dilakukan oleh umat ketika memberi salam damai. Kita mau memberi salam damai untuk mengungkapkan persekutuan, persaudaraan dan persatuan kita dalam Tuhan. Hal itu menjadi lebih nyata ketika kita menerima komuni dari Tuhan yang satu dan sama. Ungkapan salam damai berbdbeda-beda menurut adat setempat : ada yang berpelukan, mencium pipi. Setiap Ekaristi kita diutus menjadi rasul-rasul dan duta damai. Berbahagialah orang yang membawa damai karena merekalah anak-anak Allah.

 

20.        Mencium pipi

Mencium adalah tanda cinta dan penghormatan, bagi banyak orang mencium menganggap sama saja dengan mengecup. Mencium tangan dilakukan oleh orang yang lebih muda atau kurang terhormat kepada orang yang lebih tua atau yang lebih terhormat.

Dilakukan pada saat :

a.         Saling memberikan salam damai. Ungkapan ini dapat berbeda menurut adat kebiasaan setempat

b.         Ketika menghormati salib pada hari Jumat agung atau hal yang suci lainnnya.

21.        Menumpangkan tangan

Bertujuan :

a.             Untuk memberkati seseorang (tahbisan Uskup, Imam dan Diakon)

b.             Untuk mendatangkan penyembuhan jiwa dan badan atas seseorang

22.        Memerciki

Pemercikan air sebagai tanda penyucian dan peringatan akan pembaptisan kita, kita dipanggil menuju kekudusan

Pemercikan dilakukan pada saat :

a.         Pada ritus pembuka Ekaristi sebagai pengganti pernyataan tobat dalam perayaan hari Minggu dan hari raya, khusunya pada hari Minggu masa paskah.

b.         Setelah pembaharuan jani baptis pada malam Paskah

c.         Saat menerima daun palma pada perarakan Minggu Palma

d.         Untuk kepentingan lain seperti pernikahan, pemakaman, pemberkatan tempat atau gedung baru, pemberkatan benda-benda devosi dll.

23.        Menelungkup

a.             Para calon Diakon, Imam dan uskup saat ditahbiskan

b.             Umat sebagai sikap doa, karena merasa diri berdosa besar dan tidak layak dihadapan Tuhan. Sikap ini hampi tidak pernah dilakukan dalam Ibadat bersama.

c.             Pada awal Ibadat Jumat Agung Imam menelungkup.

24.        Mengurapi

a.             Imam pada calon baptis dengan minyak katekumen di dada

b.             Uskup pada calon Krisma dengan minyak krisma diatas kepala

c.            

 

  
  
  
Related Links
Kabar Daerah
 
Cari Berita

Agenda Kegiatan

-----------------------------

Pertemuan Pembinaan Guru Agama Katolik Sekolah Dasar
28-4-2017

Tulisan Populer

Work Shop Penyusunan Silabus dan RPP Berkarakter PAK SD 
Read: 70.126

Cinta yang Berkobar untuk Misi? (Suatu Refleksi Filosofis berdasarkan Pemikiran John D Caputo tentang Cinta) 
Read: 57.588

MATERI MINGGU GEMBIRA MASA BIASA 
Read: 52.840

ADAKAH KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN ? 
Read: 49.397

Makna Ibadah dalam perspektif agama katolik 
Read: 47.234

Arsip



Copyright (C) 2010-2018  
  Email: [email protected]
Jl. Raya Juanda 26 Sidoarjo

Tampilan terbaik gunakan mozilla firefox terbaru