Tupoksi PERTEMUAN GURU AGAMA KATOLIK TINGKAT SMA-SMK JAWA TIMUR
Editor: memet Update: 06-06-2012
Prigen Pasuruhan, 6 Juni 2012. Bertempat di Hotel Inna Tretes Prigen Pasuruan pada tanggal 3-5 Juni 2012 dilaksanakan kegiatan pertemuan Guru Agama Katolik Tingkat SMA-SMK Jawa Timur. Peserta yang diundang ada 70 orang Guru Agama dari berbagai daerah di kabupaten kota seluruh Jawa Timur.
Secara resmi kegiatan ini dibuka oleh Pembimbing Masyarakat Katolik Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, dalam kata sambutannya Bapak Angkowo mengajak para peserta untuk dapat mengikuti dan memanfaatkan pertemuan ini sebagai wahana sharing pengalaman kerja sebagai Guru Agama Katolik dan sekaligus sebagai media menjalin jejaring komunikasi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa mereka jarang sekali bertemu dalam kegiatan yang seperti ini.
Pada sessi pertama nara sumber yang memberikan masukan adalah Romo Paulus Dwintarto, CM seorang praktisi Pendidikan dari Surabaya. Romo Paul, demikian panggilan akrabnya memaparkan tentang Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama Katolik. Sessi ini menarik karena nara sumber memaparkan bahwa pelajaran agama katolik untuk siswa-siswi dari beragam latar belakang budaya, agama, sosial ekonomi bisa dilakukan dengan saling berbagi pengalaman penghayatan keimanan, berbagi informasi dan pengetahuan siswa tentang agamanya. Hal ini untuk mendorong siswa untuk lwbih aktif dan bertanggung jawab dalam mendalami agamanya dan padaa saat yang bersamaan membiasakan sikap hormat dan simpati bagi penganut agama yang berbeda. Pendidikan agama berbasis multikultarisme sangat cocok diterapkan, baik untuk pelajaran agama di sekolah negeri maupun di sekolah swasta katolik.
Sesi selanjutnya yang memberikan materi adalah Bapak Drs. Kasymirus Kawi, M.Th, beliau adalah Dosen dan Pembantu Ketua di STP-IPI Malang. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) pendidikan agama katolik adalah materi yang disampaikan bapak kasim. Gagasan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) didasarkan pada Pedoman Pengelolaan PKB yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional; “BahwaPKB adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi Guru yang merupakan kendaraan utama dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa. Dengan demikian semua siswa diharapkan dapat mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai keterampilan lebih baik, dan menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang materi ajar serta mampu memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan mampu melakukannya. PKB mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan dimana Guru secara berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan awal sebagai Guru. PKB mendorong Guru untuk memelihara dan meningkatkan standar mereka secara keseluruhan mencakup bidang-bidang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai profesi. Dengan demikian, Guru dapat memelihara, meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya serta membangun kualitas pribadi yang dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya.”
Adapun komponen PKB yang bisa diikuti oleh Guru Agama Katolik, sebagai mana tertuang dalam buku Pedoman Pengelolaan PKB (2011), secara singkat mencakup :
Pengembangan diri, yang meliputi : a) mengikuti diklat fungsional; dan b) melaksanakan kegiatan kolektif Guru Agama Katolik.
Publikasi ilmiah, yang meliputi : a) membuat publikasi ilmiah atas hasil penelitian; dan b) membuat publikasi buku.
Karya inovatif, yang meliputi : a) menemukan teknologi tetap guna; b) menemukan / menciptakan karya seni; c) membuat/memodifikasi alat pelajaran; dan d) mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya.
Pada sesi terakhir dihadirkan nara sumber dari IAIN Sunan Ampel Surabaya yaitu Bapak Drs. Loekisno Choiril Warsito, M.Ag, beliau adalah Dosen, pembantu Dekan Bidang Akademik dan ketua koordinator penjaminan mutu IAIN Sunan Ampel Surabaya. Materi yang diberikan adalah mengenai Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Agama. Dengan gayanya yang khas suroboyoan beliau memaparkan materi yang diselingi dengan joke-joke segar yang membuat suasana semakin fresh. membangun insan berkarakter merupakan upaya kesadaran dalam memperbaiki dan meningkatkan seluruh perilaku yang mencakup adat istiadat, nilai-nilai, potensi, kemampuan, bakat dan pikiran bangsa kita ini. Memang untuk mewujudkan insan berkarakter ini memerlukan waktu dan upaya. Namun alangkah baiknya diawali dari lingkup yang terkecil seperti keluarga dan sekolah yang dilaksanakan dengan menganalogikan proses pembelajaran. Tentu saja dilaksanakan melalui pembelajaran yang dapat mengadopsi semua nilai-nilai karakter bangsa yang akan dibangun
Dengan begitu, melalui pendidikan karakter semua berkomitmen untuk menumbuh kembangkan peserta didik menjadi pribadi yang utuh untuk menginternalisasi nilai-nilai kebajikan dan terbiasa mewujudkan kebajikan itu dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Karakter merupakan proses pembelajaran yang dengan menitikberatkan pada implementasi pengetahuan. Selama ini pendidikan yang dilaksanakan kepada peserta didik adalah sebatas bagaimana menciptakan anak-anak mempunyai pengetahuan yang banyak, tanpa harus menerapkan pengetahuannya tersebut. Tetapi perlu diingat bahwa untuk bisa mengaplikasikan itu diperlukan pengetahuan dan hafalan atas konstruksi ilmu tersebut. Sehingga pengetahuan yang dimiliki tidak sebatas pada sifat normatif saja tetapi harus di implementasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagai akibatnya kini pendidikan dituntut mampu menanamkan karakter bagi peserta didik. Mulai diawalai dari jenjang pendidikan dasar hingga ke jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan berkarakter dapat diselipkan atau dimasukkan disemua pelajaran. Pendidikan ini adalah mengenai bagaimana seseorang dapat memiliki akhlak yang baik, serta mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
Dalam praktiknya sebagai seorang guru agama kita harus menanamkan pendidikan karakter ini di dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran atau RPP. Sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan RPP biasa, namun pada RPP berkarakter ini dijabarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam proses KBM atau kegiatan belajar mengajar. Salah satu yang berbeda di dalam RPP berkarakter adalah adanya penjabaran berupa eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi di dalam langkah-langkah kegiatan mengajar.
Panitia PelaksaPertemuan berharap agar Guru Agama Katolik yang hadir mampu menumbuhkan paradigma baru dalam pembelajaran agama katolik dengan mau membuka diri, terbuka dan senantiasa belajar dengan hal-hal yang baru. Selamat Berkarya saudara saudariku, semoga tahun depan kita ketemu lagi. Berkah Dalem.(memet)