Bimas Katolik Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur

Selamat Natal 2017 dan Selamat Tahun Baru 2018
Pro Patria et Ecclesia
 
 Statistik Kunjungan
 


 Sejak: 18 September 2010

 
Web Links
 


 
Temukan kami di facebook

 
Surabaya-Sidoarjo-Mojokerto  Pembinaan Guru Dan Penyuluh Agama Katolik Honorer Surabaya
Editor: wisnu Update: 29-11-2010

SURABAYA - Pada hari Rabu tanggal 27 Oktober 2010 bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya dilaksanakan Pembinaan Guru dan Penyuluh Agama Katolik di Lingkungan Kantor Kemenag Kota Surabaya. Acara dibuka oleh bapak Drs Suwito,Msi selaku Kepala Kantor Kemenag Kota Surabaya, dilanjutkan sesion  1 : Bapak Drs Robertus Angkowo, MM. selaku Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Jatim dan nara sumber bapak Aloysiun Untung Subagya.

Sesion I : Membangun Profesionalisme Guru dan Penyuluh Agama Katolik Jejaring Kerja.

                Membangun jejaring kerja : manusia tidak dapat bekerja sendiri, manusia membutuhkan kinerja dengan orang lain. Untuk mencapai keprofesionalisme dibutuhkan kemampuan untuk menguasai bahan/materi pembinaan, memberikan keteladanan dalam sikap dan perilaku, memiliki kecintaan dan komitmen terhadap tugasnya, mampu menjadi motivator agar dapat aktif hidup menggereja dan bermasyarakat, berlaku jujur, adil dan menyenangkan, bersikap terbuka menerima pembaharuan dan wawasan, serta mengenal karakteristik obyek binaan.

Sebagai guru Agama dan penyuluh agama Katolik perlu mengembangkan diri dengan  cara-cara : belajar untuk tahu( to know), belajar berbuat sesuatu(to do), belajar untuk menjadi seorang pribadi(to be), belajar untuk hidup bersama ( to be live together)

 

Sesion II : Spiritualitas dan Moralitas Kristiani dalam Profesi

Ada tiga kata kunci  yang dijelaskan.: Spiritualitas, Moralitas dan Profesi. Dua kata pertama yakni Spiritualitas dan Moralitas dibatasi dengan terminologi Kristiani, karena di luar itu masih ada Spiritualitas dan Mororalitas agama lain.

Spiritualitas: Orang Katolik mengawali doanya dengan tanda salib yang dalam bahasa latin berbunyi in nomine Patri et Filio et Spiritu Sancti Amen. Spiritus Sanctus adalah bahasa latin yang berarti Roh Kudus. Inilah inti dari iman kristen yakni iman akan Allah Tritunggal. Bapa yang karena kasih-Nya telah mengutus Putera untuk menyelamatkan manusia dari pelukan dosa. Dan Roh kasih Bapa dan Putera itu yang akan membimbing kita kembali ke Rumah Bapa. (bdk. Filosofi Jawa ing donya mung mampir ngombe; orang meninggal disebut sampun ditimbali;  kondur ing ngarsaning Pengeran).

Dengan spiritualitas mau diingatkan bahwa manusia tidak hanya terdiri dari materia (badan) saja tetapi juga roh/jiwa. Dan ini yang diingatkan oleh Yesus ketika ia dicobai oleh setan. “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mt. 4:4). Kemudian Yohanes dalam renungan penciptaan mengatakan bahwa “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Yoh. 1:1) Selanjutnya dalam incarnatio “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita” (Yoh. 1:14). Dan setiap kali Allah berfirman maka terjadilah seperti dikehendaki-Nya (Kej 1).

Maka setiap tugas dan karya kita hendaknya :

•          Berpusat pada Kristus.  

•          Melalui Kristus menuju kesatuan dengan Allah Tritunggal.  

•          Keikutsertaan di dalam misteri Paska Kristus (salib, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga),  

•          Berdasarkan kesaksian akan Kasih Tuhan dalam KS. Kitab Suci bukan hanya wahyu Tuhan, tapi juga pernyataan akan pengalaman manusia di dalam wahyu Tuhan itu. Apa yang dialami oleh Adam dan Hawa, Nabi Abraham, Ayub, Bunda Maria, Rasul Petrus dan Paulus, dapat dialami oleh kita semua.

•          kesadaran akan dosa dan belas kasihan Tuhan.  

•          Mengarah pada kehidupan kekal yang dijanjikan oleh Allah.

•          Melihat Bunda Maria sebagai contoh teladan.  

Tujuan akhir Spiritualitas Katolik adalah kemuliaan Tuhan, yang diwujudkan oleh kasih kepada Tuhan dan sesama. Untuk mencapai hal ini, bukan kesuksesan yang menjadi tolok ukurnya melainkan kesetiaan untuk bergantung pada Kristus, sebab tanpa Dia kita tidak bisa berbuah (bdk. Yoh 15:15).

Moralitas

Moral berasal dari bahasa latin mos (s), mores (pl) artinya adat kebiasaan. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu, tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral adalah perbuatan/tingkahlaku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya, masyarakat dan Agama tertentu. Moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk. 

                Dasar ajaran moral Katolik adalah keyakinan bahwa Allah yang menciptakan segala sesuatu dalam keadaan baik dan bahwa Yesus Kristus mengajarkan bagaimana untuk hidup lebih baik. Kita diciptakan menurut gambar Allah. Kita, dan semua ciptaan, pada dasarnya baik. Namun kita menyadari kecenderungan terhadap kejahatan, karena egoisme kita.   Sepuluh Perintah Allah adalah bagian dari kode etik   yang membantu mereka untuk hidup lebih baik dalam hubungan dengan Allah dan sesama. Kami percaya bahwa Yesus, adalah Putera Allah yang menjadi manusia   yang diutus untuk menunjukkan kepada kita bagaimana hidup yang benar. Kehidupan moral kristen didasarkan pada “berusaha untuk hidup dan memperlakukan orang lain seperti yang Yesus lakukan”. Alkitab adalah sumber utama untuk informasi mengenai kehidupan Yesus.   Di dalamnya, kita menemukan bahwa Kerajaan Allah  adalah fokus utama dari ajaran Yesus. Inti dari ajaran-Nya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, segenap jiwamu, seluruh pikiranmu, dan dengan segenap kekuatanmu" dan "Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri."   Ini berarti bahwa tidak mementingkan diri sendiri merupakan bagian intrinsik dari Kerajaan Allah, di mana kita memperlakukan orang lain seolah-olah mereka adalah Kristus, karena kita melihat Kristus di dalamnya.

Ajaran Moral Katolik dapat dibagi secara kasar menjadi dua: ajaran sosial (melibatkan   masyarakat) dan ajaran pribadi (melibatkan individu masing-masing)

Ajaran sosial sering kita sebut sebagai "keadilan sosial". Hal ini didasarkan pada martabat manusia diciptakan oleh Tuhan dan fokus pada kebaikan semua.    Banyak ensiklik kepausan tentang keadilan social. Konsili Vatikan II dalam Dunia Modern (Gaudium et spes) bicara tentang hak-hak semua orang untuk mendapat  upah yang adil, kebebasan dari penindasan,  perlakuan yang adil, kebebasan dari diskriminasi, makanan yang cukup, tempat tinggal dan pakaian yang layak, dll. Ini merupakan pengakuan bahwa keadilan dalam bekerja bukanlah sesuatu yang ekstra, tetapi merupakan bagian tak terpisahkan dari hidup Injil.  Jika kita tidak melakukan sesuatu, kita tidak sepenuhnya hidup sesuai dengan semangat Injil.

Ajaran individu didasarkan pada usaha untuk membantu individu menjadi serupa dengan Kristus.  Sekali lagi, ini bukan usaha ringan atau mudah. Kita harus membuat Yesus Kristus menjadi pusat dan sumber dari keberadaan kita.   Kita harus membiarkan diri kita untuk diubah oleh Tuhan, dan membiarkan Tuhan untuk terus bekerja melalui kita. Kita menjadi tangan Tuhan untuk menebus dan menyembuhkan orang lain, semua orang,  musuh maupun teman, yang tersisih atau terhormat, masyarakat miskin serta kaya, orang-orang berdosa serta orang benar.

Profesi

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan mengandalkan suatu keahlian tertentu. Profesional adalah seorang ahli yang menguasai dalam bidang tertentu. Kadang Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.

Dua prinsip etika profesi: 1. dijalankan secara bertanggungjawab dan 2. tidak boleh melanggar hak orang lain. Jadi seseorang tidak bisa mengklaim dirinya mempunyai profesi sebagai tukang pukul, pembunuh bayaran dll. Karena pekerjaan tersebut melanggar hak orang lain. (Wisnu Winarti)

 

 

  
  
Kabar Daerah
 
Cari Berita

Agenda Kegiatan

-----------------------------

Pertemuan Pembinaan Guru Agama Katolik Sekolah Dasar
28-4-2017

Tulisan Populer

Work Shop Penyusunan Silabus dan RPP Berkarakter PAK SD 
Read: 70.126

Cinta yang Berkobar untuk Misi? (Suatu Refleksi Filosofis berdasarkan Pemikiran John D Caputo tentang Cinta) 
Read: 57.588

MATERI MINGGU GEMBIRA MASA BIASA 
Read: 52.840

ADAKAH KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN ? 
Read: 49.397

Makna Ibadah dalam perspektif agama katolik 
Read: 47.234

Arsip



Copyright (C) 2010-2018  
  Email: [email protected]
Jl. Raya Juanda 26 Sidoarjo

Tampilan terbaik gunakan mozilla firefox terbaru