Bimas Katolik Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur

Selamat Natal 2017 dan Selamat Tahun Baru 2018
Pro Patria et Ecclesia
 
 Statistik Kunjungan
 


 Sejak: 18 September 2010

 
Web Links
 


 
Temukan kami di facebook

 
Malang-Batu-Pasuruan  Surat Gembala Prapaskah 2013 Keuskupan Malang
Editor: midur Update: 21-02-2013

"Jadikan Pekerjaan Sebagai Berkat Bagi Sesama"

Saudara-saudari segenap umat beriman, para Imam, Biarawan, dan Biarawati di seluruh wilayah Keuskupan Malang, terkasih,

Pengantar

Saudara dan saudari yang terkasih, setiap kali memasuki masa prapaskah, hati kita terarah pada pengalaman pertobatan, pengalaman silih, puasa, dan semangat untuk meningkatkan hidup doa. Pengalaman itulah yang memang harus menjadi suasana hati kita agar semakin hari kita semakin disempurnakan dalam kehendak Allah sendiri dengan latihan rohani tersebut. Gereja melihatnya masa puasa merupakan kesempatan yang tepat untuk melihat kembali kehidupan kita agar kehidupan ini tidak hanya sekedar dikendalikan oleh hal-hal duniawi melainkan dengan latihan rohani tersebut, kehidupan iman dan kerohanian kitalah yang hendaknya mewarnai prjalanan kehidupan duniawi kita. Kehidupan rohani atau keimanan kita itulah yang perlu terrus-menerus diperbaharui. Masa puasa atau retret agung umat merupakan kesempatan untuk memperbaharui diri kita dan hidup Gereja. Berkenaan dengan semangat tersebut, masa puasa tahun ini (2013) keuskupan Malang mengambil tema "Menghargai Pekerjaan."

Panggilan menuju hidup sejahtera yang berkelimpahan

Saudara dan saudariku yang terkasih, nilai penghargaan pada pekerjaan dalam konteks pengalaman iman Kristiani menegaskan bahwa pekerjaan tersebut hendaknya mampu menjadikan diri kita dan sesama mengalami hidup sejahtera. Hidup sejahtera dalam arti yang sebenarnya bukan semata-mata berhenti pada berkelimpahan barang-barang duniawi melainkan bagaimana hal-hal yang duniawi hasil dari jerih payah pekerjaan kita menjadi sarana untuk mencapai perjumpaan dengan yang Ilahi. Kita menyadari bahwa melalui pekerjaan, kita sebagai orang beriman dipanggil untuk "menaklukkan" bumi dan segala isinya. Menaklukkan bumi bukan sekedar menguasai dan mengeskploitasi semaunya, melainkan bagaiaman bumi dan seisinya yang adalah milik Allah ini dipakai untuk membangun kesejahteraan bersama melalui pekerjaan manusia di bidang masing-masing.

Tata pengelolaan dan pekerjaan yang kita lakukan dan upayakan bukan sekedar tata kelola dan pekerjaan yang sekedar mendatangkan keuntungan-keuntungan materi belaka atau hanya berdasarkan dimensi ekonomi. Pekerjaan yang kita upayakan dalam menglola bumi dan seisinya hendaknya menjadikan kita semakin mampu bersikap adil dan benar terhadap sesama dan alam. Untuk mencapai situasi bekerja dengan benar dan adil, kita masing-masing dituntut untuk mengembangkan sikap hidup yang menjaga bukan merusak dan sekedar memikirkan dirinya sendiri atau golongannya. Sikap menjaga ini menuntut keberanian kita masing-masing untuk bersikap bijaksana dan sekaligus beranai menghargai keutamaan-keutamaan lokal yang sudah berkembang dan ada sebelumnya, khususnya menyangkut pekerjaan yang berkenaan dengan alam dan lingkungan hidup.

Sehingga pekerjaan kita menjadi cara untuk mewujudkan kelimpahan dan kesejahteraan hidup dalam kaca mata iman kristiani kalau masing-masing dengan tulus berani mendasarkan bahwa kerja dan pekerjaan tidak boleh hanya dipandang dari kaca mata kemajuan dan perolehan ekonomi belaka, melainkan juga harus mendasarkan pada tanggung jawab iman kita akan nilai-nilai kehidupan yang ada. Nilai-nilai kehidupan yang harus kita pertahankan untuk mencapai kesejahteraan ketika dalam bekerja masih diupayakan nilai keadilan, keutuhan lingkungan hidup, pembelaan alam dan kesejahteraan bersama serta kerelaan untuk berbagi dalam pekerjaan khususnya mereka yang sangat membutuhkan pekerjaan untuk hidup. Kita percaya ketika pekerjaan dan kerja mengelola alam ini mampu menghidupi sebanyak mungkin orang dengan adil  maka kelimpahan dan kesejahteraan akan terwujud.

Pekerjaan sebagai kesempatan untuk berbagi kasih kepada sesama.

Pekerjaan sebagai perwujudan iman untuk menjadi semakin peduli pada sesama tentunya didasari pada keyakinan bahwa bekerja itu bukan soal mencapai status melainkan bekerja itu tidak lain adalah mengaktualkan rahmat Tuhan yang menjadi potensi-potensi kita untuk dikembangkan. Dengan mengembangkan diri melalui usaha dan pekerjaan, pertama-tama kita bersyukur atas karunia Allah dimana kita diberi aneka talenta yang berbeda untuk dikembangkan semaksimal mungkin. Sebagai orang beriman, kita harus mampu melihat bahwa keluhuran martabat pekerjaan  bukan karena status kerja dan pekerjaan itu, melainkan bagaimana kita dengan gembira mengembangkan talenta dalam kreativitas kehidupan ini yang pada akhirnya akan mendatangkan. Antara lain lewat mengaktualisasi diri dalam usaha dan kerja kita mendapat hasil atau upah yang bisa membuat yang lain sejahteran.

Melalui kerja dan pekerjaan yang dilakukan manusia, kita dilibatkan dalam kegiatan kreatif Allah. Maka tidak berlebihan kalau Kitab Kejadia khususnya dalam kisah penciptaan merupakan "Injil kerja" yang pertama. Dalam konteks inilah Gereja melihat bahwa kerja dan pekerjaan merupakan sarana perwujudan dalam sejarah karya keselamatan Allah sendiri. Melalui kerja dan pekerjaan, ktia dipanggil untuk menghadirkan karya kehendak-Nya dalam membangun dunia ciptaanNya berdasarkan semangat keadilan, cinta kasih, dan perdamaian.

Kerja dan pekerjaan yang bersumber dari keyakinan akan keterlibatan dalam karya penebusan dengan semangat keadilan, cinta kasih, dan perdamaian tersebut merupakan wujud nyata dari kehadiran Kerajaan Allah yang adalah Kerajaan Cinta Kasih Allah. Pekerjaan yang ktia lakukan dengan semangat keadilan dan perdamaian pasti akan menggerakkan kita semua tidak sekedar bekerja demi pekerjaan itu sendiri, melainkan pasti akan melihat pekerjaan sebagai kesempatan untuk mengembangkan dan mewujudkan cinta kasih Kristiani. Dengan pekerjaan yang Allah berikan karena talenta dan kemampuan ktia dan didasari semangat keadilan dan perdamaian, terbukalah kesempatan bagi kita semua bahwa melalui pekerjaan, kita bisa berbuat cinta kasih begitu luas. Pekerjaan sebagai sarana mencapai kepedulian dan cinta kasih ketika pekerjaan itu tidak berhenti untuk kepentingan diri sendiri melainkan kita sadari sebagai jalan untuk mencintai Allah dengan mengajak sebanyak orang untuk menikmati berkat melalui pekerjaan yang kita lakukan.

Wewujudkan gerakan kepedulian.

Masa puasa dalam kerangka retret umat, bukan sekedar kita diajak memahami makna dan spiritualitas pekerjaan dan kerja, melainkan bagaimana masa puasa kita dengan tema "Menghargai Kerja" menjadi gerak nyata untuk menghadirkan Kerajaan Allah yang nyata dalam kehidupan keseharian kita. Sebagai gerak nyata dalam menghadirkan pekerjaan dan kerja yang berarti bagi sesama, banyak hal bisa kita upayakan sebagai wujud dari niat-niat yang kita olah dan refleksikan dalam masa puasa, antara lain:

  1. Mengupayakan gerakan agar pekerjaan dan kerja kita tidak sekedar untuk memenuhi kenikmatan, kenyamanan pribadi, dan tidak peduli pada sesama.
  2. Menjadi pribadi-pribadi Katolik yang rajin  bekerja dan bersemangat dalam pekerjaan demi pelayanan sesama, khususnya bagi kita yang bekerja di unit pelayanan publik.
  3. Mengupayakan agar pekerjaan yang kita lakukan tidak sekedar berhenti untuk memenuhi keinginan diri sendiri, namun juga mampu untuk menghidupi orang yang kita tanggung dan juga membantu kehidupan sosial dimana kita tinggal.
  4. Sebagai orang beriman, kita diingatkan dan sekaligus dipanggil mengupayakan kerja dan pekerjaan yang halal dan dengan cara yang terpuji.
  5. Pekerjaan dan kerja yang kita lakukan tidak melulu hanya mengutamakan pendaptan dan pertumbuhan ekonomi, melainkan hendaknya juga mempertimbangkan rasa keadilan terhadap lingkungan dan alam dengan semangat memelihara bukan menghancurkan.
  6. Pekerjaan sebagai keterlibatan dalam tata penciptaan dan pengudusan bersama Allah, maka dalam pekerjaan dan kerja, kita tidak bisa lepas dari kekuatan doa sebagai dasar dan sumber hidup pekerjaan kita.

Hal-hal tersebut bisa menjadi upaya atau pilihan-pilihan yang bisa dijadikan sarana untuk latihan rohani sehingga pada akhirnya masa puasa yang kita lakukan menjadi gerakan nyata dan ada hasil-hasil yang bisa dinikmati oleh banyak orang. Mari kita jadikan pekerjaan dan kerja kita sebagai kesempatan untuk memperluas Kerajaan Allah dengan keberanian kita bekerja dengan adil, jujur, dan benar. Keadilan dan kebenaran yang menjadi landasan kerja kita pasti juga akan berdampak bagi sesama khususnya yang kita layani berkaitan dengan tugas dan pekerjaan kita dimana pun kita berada.

Selamat memasuki masa puasa, Tuhan memberkati niat baik saudara dan saudari sekalian. Selamat memasuki masa puasa prapaskah dengan hati terbuka.

Tuhan memberkati.

 

Malang, 7 Februari 2013
Uskup Keuskupan Malang


tertanda

 

Mgr. Herman Joseph Pandoyoputro, O.Carm.

 

  
  
Kabar Daerah
 
Cari Berita

Agenda Kegiatan

-----------------------------

Pertemuan Pembinaan Guru Agama Katolik Sekolah Dasar
28-4-2017

Tulisan Populer

Work Shop Penyusunan Silabus dan RPP Berkarakter PAK SD 
Read: 70.389

Cinta yang Berkobar untuk Misi? (Suatu Refleksi Filosofis berdasarkan Pemikiran John D Caputo tentang Cinta) 
Read: 59.514

MATERI MINGGU GEMBIRA MASA BIASA 
Read: 53.095

ADAKAH KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN ? 
Read: 49.621

Makna Ibadah dalam perspektif agama katolik 
Read: 47.509

Arsip



Copyright (C) 2010-2018  
  Email: [email protected]
Jl. Raya Juanda 26 Sidoarjo

Tampilan terbaik gunakan mozilla firefox terbaru