Bimas Katolik Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur

Selamat Natal 2017 dan Selamat Tahun Baru 2018
Pro Patria et Ecclesia
 
 Statistik Kunjungan
 


 Sejak: 18 September 2010

 
Web Links
 


 
Temukan kami di facebook

 
Jamsibon  Lomba Cipta Lagu dan Paduan Suara Inkulturasi Gerejawi di Gereja Katolik Santo Yusup Jember
Editor: memet Update: 28-11-2011

Bimas Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada hari Mingggu 27 November 2011 kerja bareng dengan Gereja Katolik Paroki Santo Yusup Jember mengadakan kegiatan LOMBA CIPTA LAGU DAN PADUAN SUARA GEREJAWI dengan Tema : Melalui tembang merdu bagi kemuliaan Allah, kita tingkatkan persaudaraan sejati di dalam kebhinekaan.

 

Kegiatan ini mengambil tempat di Gedung Gereja Katolik Santo Yusup Jember yang telah disulap menjadi panggung perlombaan oleh panitia. Acara ini secara live disiarkan oleh programa 1 RRI Jember dan Programa 4 seni budaya dan diliput oleh media cetak dan ektronik, seperti Radar Jember (Jawa Pos Grup), MetroTV, TVOne, dan JTV. 

 

Lomba ini diikuti oleh 12 peserta paduan yang terdiri dari Paduan Suara wilayah se Paroki Santo Yusup Jember, PS Kategorial Paroki Santo Yusup Jember, PS Paroki Santo paulus Ambulu, PS Paroki Tanggul, PS Gereja-gereja Kristen (HKBP, GKI dan GKJW Jember) yang memperebutkan hadiah total senilai 12 Juta rupiah yang disediakan oleh Panitia Penyelenggara.

Persyaratan lagu yang dilombakan adalah : Lagu Wajib MALAMKUDUS, Lagu pilihan bebas ciptaan sendiri yang bernuansa inkulturasi budaya setempat. Adapaun yang menjadi juri dari lomba ini adalah rohaniwan Romo Winuryanto dari Seminari Menengah Seminarium Marinum Probolinggo, Bapak Rony Kleden, dan Bapak Moses Peta.

    

Dalam kata sambutan Romo Yudi O'Carm selaku Pastor Paroki Santo Yusuf Jember mengucapkan selamat datang dan selamat bertanding kepada para peserta lomba, sekaligus menekankan arti pentingnya paduan suara bagi kepentingan iman kristiani.

Sedangkan Bapak Robertus Angkowo, MM Pembimbing Masyarakat Katolik Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur dalam kata sambutannya mengungkapkan kebanggaanya atas terlaksananya kegiatan lomba ini dengan sukses, lebih lanjut beliaumengatakan bahwa lomba cipta lagu inkulturasi tidak terlepas dari program Paduan suara gereja yang merupakan salah satu komponen dalam penyelenggaraan liturgi. Ada dua dokumen utama yang dijadikan dasar hukum tata cara musik liturgi, yaitu SC (Sacrosanctum Concilium) disahkan 4 Desember 1963 Paus Paulus VI dan MS (Musicam Sacram) disahkan 5 Maret 1967 dalam Kongregasi untuk Ibadat Ilahi.

Setelah membaca kutipan dokumen ini, kita semakin menyadari peran penting sebuah paduan suara dalam penyelenggaraan liturgi. Tidak hanya itu saja. Dalam dokumen tersebut juga ditekankan bahwa pembinaan paduan suara hendaklah dengan kesungguhan hati. Jadi apabila hanya berbekal pengetahuan nada, sangatlah tidak mungkin untuk kita dapat menjadi sebuah paduan suara yang memenuhi kriteria untuk membawakan musik liturgi.

Kita membutuhkan niat yang tulus untuk dapat sungguh-sungguh memahami bahwa setiap lagu yang dibawakan akan semakin suci, bila semakin erat hubungannya dengan upacara ibadat. Memahami hal ini tentu saja sulit apabila kita masih memiliki pola pikir bentuk paduan suara dengan kerangka konser, di mana nilai estetika dalam produksi suara memiliki poin penting. Karena dengan pemahaman yang baik dan mendalam akan peran kita, secara otomatis akan memunculkan niat yang tulus, baik saat berlatih maupun di saat tugas pelayanan.

Lomba Cipta Lagu Inkulturasi Gerejani ini membawa misi sebagai warga Gereja Katolik untuk mewujudkan kehidupan menggereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan cara membina persaudaraan, kesatuan dan persatuan. Kegiatan ini juga merupakan perwujudkan pembinaan kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah secara nyata dan baik yang melukiskan kesatuan dan persatuan bangsa. Karenba sebagai umat Katolik kita harus menyadari bahwa dari setiap kita dituntut tanggungjawab dan refleksi iman.

Keberadaan atau eksistensi diselenggarakannya lomba ini adalah untuk pembangunan iman warga gereja, untuk itu ada beberapa hal yang perlu saya tegaskan dalam pelaksanaan perlombaan ini :
1.    Lagu Inkulturasi Gerejani sebagai bagian dari seni memiliki banyak nilai yang dapat digali terus menerus. Dalam skala yang lebih luas, cipta lagu inkulturasi gerejani ini menjadi wadah untuk berekspresi dan sekaligus sebagai media komunikasi. Untuk itu dapat kita lihat bahwa seni merupakan salah satu pemegang peranan penting dalam perkembangan sebuah musik liturgi Gereja Bentuk peranan yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas, memperluas wawasan dan membangkitkan pengalaman tertentu, dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan lomba ini.
2.    Tidak peduli apakah kita pandai mencipta, bersuara sumbang atau merdu, kita berangkat dari satu niat yang sama yaitu bernyanyi. Memberikan sentuhan nada pada setiap kata yang diucapkan. Ada ungkapan “bernyanyi yang baik sama dengan berdoa dua kali”.
3.    Melalui kegiatan ini diupayakan semakin meningkatnya kualitas iman ketakwaan kita. Gambaran dari kualitas iman yang semakin meningkat adalah bahwa tata cara dan pola hidup kita akan semakin meningkat mengarah kepada kepenuhan firman Tuhan yang hidup dalam kasih. Hidup dalam kasih berarti juga peduli terhadap sesama. Kepedulian harus merupakan bagian dari pelayanan kristiani yang perlu terus dikembangkan khususnya dalam era pembangunan nasional saat ini, rasa kasih itu sangat dibutuhkan agar kesejahteraan masyarakat semakin terwujud. Hendaknya kita saling memperhatikan satu dengan lainnya. Yang merasa dirinya mampu handaknya menopang mereka yang lemah.
4.    Hidup dalam kasih menciptakan rasa kebersamaan persaudaraan, kerukunan. Sebagai umat Katolik, kita hadir dalam keanekaragaman talenta. Tetapi hendaklah keanekaragaman itu kita pahami sebagai anugerah Tuhan yang harus disyukuri bukan sebaliknya menjadi ajang pertentangan.
5.    Dalam kegiatan lomba cipta lagu inkulturasi Gerejani ini kita tidak memakai istilah pertandingan, sebab dalam pertandingan, orang akan cenderung bersikap saling mengalahkan dan menjatuhkan, tetapi dalam perlombaan ini lebih dititik beratkan pada kualitas pembinaan.
6.    Kegiatan lomba ini untuk menggali dan mengukur potensi yang dimiliki oleh setiap komponen yang ada di Gereja Katolik Santo Yusup Jember dan sekitarnya.
7.    Kegiatan ini juga merupakan wahana untuk memupuk rasa kebersamaan bagi setiap peserta dan menciptakan semangat saling memilki serta menghargai satu dengan yang lain.
8.    Maksimalkanlah kegiatan lomba ini dengan sebaik-baiknya hingga dapat memberikan nilai tambah dan manfaat positif dalam mengoptimalkan talenta yang Tuhan anugerahkan berupa keindahan suara.

9.    Kepada tim juri yang telah ditunjuk agar dapat menilai dengan jujur dan objektifitas dalam melakukan penilaian.

Pada akhir kata sambutannya Bapak Angkowo berharap semoga kegiatan lomba karya cipta lagu inkulturasi Gerejani ini mampu memberikan dampak positif dalam hidup menggereja di Paroki Santo Yusup Jember dan sekitarnya. Selanjutnya untuk menandai dibukannya lomba ini Bapak Pembimas Katolik Jatim ini memukul gong sebanyak 3 kali yang disambut secara meriah oleh semua peserta dan penonton yang memenuhi Gedung Gereja Santo Yusup Jember.

Lomba ini akhirnya dimenangkan oleh Paduan Suara SPV SMAK Paulus Jember sebagai Juara 1, PS Gabungan Umat Katolik Paroki Santo Yusup Jember sebagai pemenang 2 dan pemenang ke 3 adalah dari Paduan Suara HKBP Jember. (Memet)

 

  
  
Kabar Daerah
 
Cari Berita

Agenda Kegiatan

-----------------------------

Pertemuan Pembinaan Guru Agama Katolik Sekolah Dasar
28-4-2017

Tulisan Populer

Work Shop Penyusunan Silabus dan RPP Berkarakter PAK SD 
Read: 70.126

Cinta yang Berkobar untuk Misi? (Suatu Refleksi Filosofis berdasarkan Pemikiran John D Caputo tentang Cinta) 
Read: 57.588

MATERI MINGGU GEMBIRA MASA BIASA 
Read: 52.840

ADAKAH KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN ? 
Read: 49.397

Makna Ibadah dalam perspektif agama katolik 
Read: 47.234

Arsip



Copyright (C) 2010-2018  
  Email: [email protected]
Jl. Raya Juanda 26 Sidoarjo

Tampilan terbaik gunakan mozilla firefox terbaru