Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar mengingatkan para tokoh agama bahwa tantangan agama ke depan kalau ajaran agama masih jauh dari perilaku umatnya, itu berarti agama gagal.
“Kita gagal, terutama Kementrian Agama, dalam mengelola agama, kalau ajaran agama jauh dari umatnya. Keberhasilan kita bukan hanya dalam mengurus DIPA, tapi bagaimana ajaran agama harus dekat dengan prilaku umatnya,” tandas Nasaruddin ketika tampil sebagai keynote speecher dalam seminar bertemakan Religion for Peace, yang digelar oleh FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Sulawesi Selatan di Makassar belum lama ini, seperti dilansir nuonline.com.
Karena itu, Nasaruddin mendesak para tokoh agama, untuk benar-benar mengajak umatnya menjalankan ajaran agamanya masing-masing.
Ia mencontohkan tingginya angka perceraian saat ini. Sebelum reformasi, kata dia, perceraian tidak lebih dari 20 ribu hingga 30 ribu pasangan. Setelah reformasi, angkanya naik tajam hingga 250 ribu pasang atau 10 persen dari angka pernikan yang per tahunnya mencapai 2,5 juta pasang.
“Sulit rasanya, membangun bangsa yang utuh dan ideal, di atas fondasi keluarga yang tidak ideal,” tandasnya.
Dalam seminar yang dihadiri Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu`mang, Ketua MUI Sulsel KH AGH Sanusi Baco, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel HM Ghazali Suyuti, budayawan Romo Fransiscus Xaverius Mudji Sutrsino SJ, dosen STF Driyarkara Jakarta, dan para tokoh agama di Sulawesi Selatan.
“Namun, kalau bicara soal kemanusiaan, semuanya sama. Sekat di antara umat beragama akan lenyap jika berada dalam situasi dan kondisi yang sarat dengan rasa kemanusiaan,” tambahnya.
* diambil dari http://www.cathnewsindonesia.com/2012/01/17/kementerian-agama-gagal-kelola-agama/