ProTaJang PERAN TOKOH UMAT KATOLIK DALAM HIDUP MENGGEREJA DAN BERMASYARAKAT
Editor: memet Update: 31-05-2011
Pembimas Katolik Provinsi Jawa Timur Drs. Robertus Angkowo, MM sebagai pembicara tunggal dalam acara Pembinaan Tokoh Umat Katolik Kabupaten Jember di Aula SDK Maria Fatima Jember Minggu 29 Mei 2011 memaparkan tentang Latar belakang panggilan iman Tokoh umat katolik yaitu bahwa Tokoh Agama Katolik adalah orang kristiani yang oleh pembaptisan disaturagakan dengan Kristus dan dijadikan umat Allah, dan dengan caranya sendiri mereka mengambil bagian dalam jabatan Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja. Selain itu tokoh Agama Katolik ikut melaksanakan perutusan seluruh umat Kristiani baik di dalam Gereja maupun di masyarakat untuk mencari Kerajaan Allah dengan melibatkan diri dalam urusan-urusan duniawi dengan tujuan untuk menatanya menurut rencana Tuhan. Mengapa Tokoh Umat Katolik perlu mengambil peranan dalam hidup menggereja? Demikian ditanyakan oleh beliau kepada peserta. Dasar penggilan peran umat adalah bahawa jumlah kaum awam lebih besar dibandingkan dengan kaum rohaniwan, oleh sebab itu tanpa peran aktif mereka Gereja di Indonesia tidak dapat hidup dengan sehat. Gereja akan benar-benar berakar dan hidup apabila ada keterlibatan kaum awam dengan para hirarkinya untuk meresapkan nilai-nilai injil dalam budi, hidup dan karya manusia. Oleh karena itu kaum awam bisa berfungsi sebagai teman kerja kaum hirarki dalam berkarya membangun Gereja.
Selajutkan dijelaskan secara panjang lebar tentang hubungan antara Gereja dan Masyarakat, bahwa :
Gereja adalah lembaga keagamaan yang mempunyai tempat dan peranan dalam masyarakat, sehingga harus tampil di tengah-tengah masyarakat dengan memperlihatkan sikap pelayanannya.
Pelayanan Gereja kepada masyarakat sebagai perwujudan iman dan pengungkapan iman.
Perwujudan iman dalam bentuk kegiatan sosial gereja, yaitu partisipasi kelompok/organisasi Katolik dalam usaha pembangunan dan perkembangan masyarakat, misalnya dalam karya pendidikan, kesehatan, sosial ekonomi dls.
Sikap pelayanan tersebut tidak terikat pada tingkat pendidikan atau keahlian tertentu, tetapi menyangkut semua aspek kehidupan dalam masyarakat.
Beberapa prinsip dalam pelayanan kepada masyarakat adalah adanya keterbukaan dan dialog, memiliki sikap kritis dan Gereja Katolik dengan seluruh komponen lembaganya harus memiliki ciri “a preferential option for the poor” (keperpihakan pada kaum miskin).
Pada kesempatan tersebut dilontarkan pertanyaan mendasar kepada para peserta: Apa yang dapat dibuat oleh Tokoh Agama Katolik melihat kecenderungan masyarakat yang primordialistis dan umat Katolik yang minoritas tersebut. Pada dasarnya dalam hidup bermasyarakat Tokoh Agama Katolik dapat :
Menjadi penonton, pengamat atau komentator
Menjadi pemain, bila mau jadi pemain ada bidang yang masih terbuka untuk dimasuki aantara lain bidang budaya (seni), profesi, Intelektualitas dan politik praktis.
Hal praktis yang dituntut dari Tokoh Umat katolik untuk dapat berkarya di masyarakat umum adalah :
Memiliki iman yang mendalam, berhubungan erat dengan Yesus dan siap bekerja bersamaNya untuk mendatangkan Kerajaan Allah dan menyelematkan manusia.
Profesionalitas tinggi; tahu, mau dan bisa secara unggul dalam salah satu bidang kerja.
Human skills (kemampuan berhubungan, berteman, bersahabat dan bekerjasama dengan orang lain serta menyelesaikan konflik dengan orang lain).
Kecakapan Kepemimpinan, manajemen dan organisasi yang prima.
Akhirnya beliau memberikan penegasan sekaligus pesan kepada para peserta untuk :
Tidak menutup diri secara primordialistik yang hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi ikut terlibat penuh dlm perjuangan demi masa depan bangsa yg lebih baik.
Menjalin hubungan yg baik dan positif dengan umat beragama lain.
Tetap memperjuangkan dan membela Pancasila, karena Pancasila adalah konsensus luhur bangsa Indonesia
Mengharapkan tidak ikut korupsi, karena hal ini adalah penyakit yg akan menggerogoti tubuh bangsa Indonesia.