Dalam dinamika kehidupan umat manusia, baik dalam kelompok maupun dalam satuan kerja dan organisasi tertentu yang hidup pada setiap zaman dan wilayah, selalu dibutuhkan adanya seorang pemimpin. Dan sudah barang tentu kehadiran seorang pemimpin tersebut diharapkan mampu menjawab dan memenuhi kebutuhan kelompok masyarakat tersebut. Beberapa orang bijakpun mengatakan bahwa: "Tidak ada seorang pemimpin yang berpotensi yang tidak mempunyai kesempatan untuk membuat suatu analisa dan perbedaan yang positif ditengah kehidupan masyarakatnya". Akan tetapi mengapa banyak orang berpendapat bahwa dewasa ini kian terjadi krisis kepemimpinan ?. Memang ada banyak yang mengaku dirinya sebagai seorang pemimpin, akan tetapi model dan tipe kepemimpinannya masih sebagai seorang penguasa dan belumlah memiliki hati untuk ¡°melayani¡± dengan tulus. Bahkan Henri Nouwen dalam bukunya "Dalam Nama Yesus" menyebutkan adanya tiga godaan duniawi yang senantiasa dihadapi oleh setiap orang sebagai pemimpin, al:
1. Merasa diri mampu (lebih bergantung pada diri sendiri dari pada kuasa/kekuatan Allah)
2. Menjadikan diri spektakuler, tokoh yang populer, dikagumi dan disanjung (mentalitas selebritis)
3. Menjadi orang yang berkuasa (punya kedudukan dan kekuasaan).
Oleh sebab itu perlu adanya semangat mengembangkan kualitas yang membedakan diri seorang pemimpin dengan orang lain (orang-orang yang dilayani). Hal ini menjadi amat penting bagi seorang pemimpin untuk mengembangkan kualitas hati, keahlian dan moralitasnya agar dapat memimpin secara lebih baik dan efektif. Sebab bagaimanapun juga, ada beberapa kualitas hati yang penting dan harus dibangun lebih dulu oleh setiap pemimpin. Maka dalam hal ini pun Pemazmur memberi gambaran kepada kita seorang pemimpin yang seharusnya, "Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hati-Nya dan menuntun mereka dengan kecakapan mereka' (Mzm.78: 72). Demikian juga dalan Kisah Para Rasul 9: 3-6; ketika Paulus sedang mengadakan perjalanan ke Damsyik dan bertemu dengan Yesus, maka iapun mengajukan dua buah pertanyaan kepada-Nya: "Siapakah Engkau Tuhan ?; Apa yang dapat dan harus kuperbuat ?" Kiranya dua buah pertanyaan tersebut yang seharusnya mendorong dan memimpin kehidupan seorang pemimpin. Dalam hal ini ada beberapa ciri seorang pemimpin yang dipilih dan dipakai oleh Tuhan, yakni:
♦ Memiliki tujuan yang jelas
Dalam kehidupan bermasyarakat, tidaklah asing bagi kita bahwa seorang pemimpin yang akan maupun yang telah terpilih biasanya menyampaikan visi ¨C misinya selama ia menjabat sebagai pemimpin. Hal itu belumlah cukup, akan tetapi haruslah dibuktikan secara lebih nyata sehingga sungguh-sungguh mampu membawa perubahan yang lebih baik demi kesejahteraan seluruhmasyarakat yang dipimpinnya.
♦ Mampu menyingkirkan penghalang dalam hidupnya dan orang yang dipimpinnya
Kepribadian yang baik dan ketulusan hati yang dapat disebut sebagai ¡°kepemimpinan diri sendiri¡±, sebab ketika kita dapat memimpin diri sendiri dengan baik dan benar, maka orang lain niscaya akan mau mengikuti kita. Hal tersebut merupakan dasar untukmembangun kehidupan seorang pemimpin, sebab kepemimpinan dijalankan atas dasar kepercayaan (Bdk.Ibrani 12:1-2). Maka agar dapat membangun suatu kepribadian yang kuat, para pemimpin haruslah: ¡°Membangun disiplin pribadi, Mengembangkan keamanan dan identitas pribadi, Mengembangkan kepercayaan dan nilai diri serta etika¡±.
♦ Menempatkan diri sepenuhnya pada kehendak Tuhan
Untuk dapat memimpin orang lain secara lebih baik dan efektif, sebaiknya kita dapat mengembangkan tiga sikap penyerahan diri secara total kepada Tuhan (Bdk.Roma 12:1-2), yakni:
- Sebaiknya tidak menganggap diri paling layak / pantas / mampu,dll.
- Tidak menciptakan suatu gambaran dalam diri sendiri /mencari popularitas diri sendiri
- Selalu transparan dan terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun
♦ Belajar memperoleh kemenangan dalam doa
Dalam hal ini baiklah kalau kita belajar dari Firman Tuhan dalam (Yakobus 5:13-17) dan (Mat.7:7), ada tiga jenis doa sbb:
- Mintalah (doa iman); dengan demikian kita dapat memgang janji Allah dengan iman
- Carilah (doa penyerahan); dengan ini kita mencari untuk mengenal kehendak Tuhan
- Ketuklah (doa pengantara / syafaat); dalam hal ini kita berdoa untuk orang lain yang tidak dapat ataupun yang tidak mau berdoa sendiri.
♦ Menjadi murid dari Firman Allah
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang selalu bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah yang dilengkapi untuk setiap perbuatan baik (2.Tim.16-17). Usahakanlah supaya engkau layak dihadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu untuk berterusterang memberitakan warta kebenaran itu (2.Tim.2:15).
♦ Memiliki pesan penting yang dapat mengubah kehidupan bagi dunia yang terhilang
Dalam Roma 1:14-16, Rasul Paulus mengekspresikan 3 sikap yang berhubungan dengan penyampaian pesan penting tentang Injil sebagai ¡°Kabar Baik¡±, yakni:
¡ñAku berhutang ..., (ayat 14; merupakan janji / hutang Paulus untuk membagikan Kabar Baik itu kepada dunia).
¡ñAku ingin ..., (ayat 15; merupakan semangat yang membara dari Paulus untuk membagikan pesan penting itu kepada dunia).
¡ñAku tidak malu ..., (Dengan keyakinan yang teguh, Paulus hendak segera membagikan Kabar Baik itu, karena hanya itulah yang menyelamatkan dunia).
♦ Memiliki iman yang mengharapkan buahnya
Dalam Ibrani 11:1-40, Paulus juga menggambarkan pria dan wanita dalam iman dan persamaan yang ada pada mereka, bahwa; "mereka sama-sama melihat, diyakinkan dan menerima janji-janji Allah, mengakui diri bahwa mereka dibawa pada sebuah kenyataan / jawaban akan janji Allah"
♦ Memilih untuk melayani dalam sikap dan perbuatan
Dalam Filipi 2:5-11, Paulus juga menuliskan tentang bagaimana kita harus menerima sesuatu yang sama, yang menggerakan Yesus untuk memimpin dengan melayani melalui sikap dan perbuatan. Meskipun Ia adalah Allah, Ia tidaklah tergantung pada posisi-Nya, tetapi lebih pada rencana-Nya. Ia juga bukanlah seorang yang menyadari akan kedudukan-Nya, tetapi Ia lebih menyadari akan tujuan-Nya. Maka Iapun mengetahui cara terbaik untuk menyelesaikan tujuan-Nya dengan melayani banyak orang.
♦ Menggerakan karunia dalam dirinya dan orang lain
Ada banyak pemimpin yang mulai bangkit (tumbuh dan berkembang), ketika mereka mulai menemukan karunia dalam dirinya dan menggunakannya untuk melayani Tuhan dan sesama. Dalam hal ini biasanya dapat duurutkan sbb: ¡úSeorang pemimpin mengidentifikasi karunia yang utama; ¡úMulai mengembangkan karunia-karunia tersebut; ¡úMenyesuaikan karunianya itu dengan tempat pelayanannya; ¡úKarunia-karunia tersebut mulai berkarya dan mempengaruhi orang lain; ¡úAkhirnya seorang pemimpin mulai bertumbuh dan berkembang dengan baik karena karunia tersebut.
♦ Cukup kuat untuk memberikan kuasa kepada orang lain
Seperti halnya dalam dalam Injil Yohanes 13:3-5; Yesus telah membentuk hati seorang hamba ketika Ia mencuci kaki para murid-Nya. Hal itu disebabkan karena adanya perasaan pasti yang kuat oleh identitas-Nya.
♦ Tinggal dalam pengurapan Roh Kudus
Dari Efesus 5:18-20; kiranya dapat dijelaskan tentang ciri-ciri pemimpin yang baik dan efektif, al:
- Memiliki kuasa secara rohani terhadap orang lain
- Adanya penjelasan secara super-natural
- Mampu melihat dan menghadirkan Tuhan dalam setiap karya pelayanannya.
♦ Menjadi teladan bagi orang lain
Baik sebelum maupun sesudah masa kepemimpinanya, sebaiknya seorang pemimpin menjadi teladan yang baik bagi orang lain, khususnya bagi orang-orang yang dilayani dan dipimpinnya.
Marilah kita belajar dari model kepemimpinan Tuhan Yesus bahwa menjadi seorang pemimpin berarti berani menjadi seorang pelayan / hamba, yang mau dan bersedia melayani orang yang dipimpin dengan Hati. Sebagaimana yang telah dipesankan dalam Injil Mateus 20:25-26:"Kamu tahu,bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian diantara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu". ( Sarju / Penyuluh Agama Katolik Kanwil Kemenag.Jatim)