Pernahkah kita bersyukur? Mungkin banyak orang akan menjawab ” pasti sudah dong...” Muncul pertanyaan lagi apakah sering, kadang-kadang, atau kalau ingat saja? Setiap orang pasti berbeda jawabannya. OK kalau begitu apa yang membuat kita bersyukur? Atau apa yang kita syukuri?
Seringkali kita bersyukur karena apa yang kita rencanakan terlaksana dengan baik, kita bersyukur karena cita-cita kita tercapai, kita bersyukur karena kita sembuh dari sakit, kita bersyukur karena naik pangkat, bersyukur karena mendapat jabatan, dan lain-lain. Singkatnya kita baru bersyukur bila hal-hal yang kita inginkan, kita rencanakan, yang kita cita-citakan tercapai.
Pernahkah kita bersyukur akan hal-hal yang tidak kita rencanakan, yang tidak kita inginkan, dan yang tidak kita cita-citakan terjadi? Pertanyaan ini membuat kita ragu untuk menjawabnya bukan?
Ya, kita harus mengakui bahwa sebenarnya kita jarang bersyukur apa yang sudah kita terima setiap saat, setiap waktu, setiap hari. Mengapa??? Karena kita terlalu sibuk memikirkan hal-hal besar yang kita inginkan, yang kita rencanakan, yang kita cita-citakan dan kita lupa bahwa dibalik semuanya itu ada banyak anugerah yang kita terima. Misalnya seorang siswa akan bersyukur karena lulus dalam ujian. Baginya lulus ujian adalah rencana, cita-cita, dan keinginan yang telah tercapai dalam hidupnya sebagai bekal hidup selanjutnya. Tetapi ia lupa bahwa dibalik tercapainya rencana dan keinginannya itu banyak hal yang telah ia terima dari Tuhan sendiri. Orang tua yang baik, guru yang menngajar dan mendidik, badan yang sehat, suasana yang mendukung dalam belajar, bantuan teman-temannya, hati yang damai, pikiran yang tenang, dan lain sebagainya adalah anugerah Tuhan yang sama sekali tidak ia perhitungkan. Maka ia lupa bersyukur atas anugerah-anugerah itu.
Mungkin hal yang sama terjadi dalam diri kita masing-masing yang menyebut diri orang beriman. Jika kita mau menjadi orang yang selalu bersyukur maka :
1. Renungkanlah bahwa semua yang kita terima adalah anugerah Allah sendiri.
2. Tanpa campur tangan Allah kita tidak mungkin mendapatkan semua yang kita inginkan.
3. Sadarilah bahwa kita adalah makhluk yang lemah dan tak berdaya, kita butuh DIA karena kita hidup dari-Nya.
4. Sekecil apa pun anugerah yang kita terima biasakan untuk selalu bersyukur. Jadikanlah ”syukur” sebagai habitus baru dalam hidupmu.
Keempat hal tersebut mengantar kita untuk selalu rendah hati di hadapan Allah. Dengan sikap rendah hati kita mengakui campur tangan Allah dalam hidup ini. Yakinlah kerendahan hati akan mendorong kita untuk selalu bersyukur. Baiklah kita menjadi salah satu dari sepuluh orang kusta yang disembuhkan Yesus, yang kembali kepada Yesus untuk bersyukur. SEMOGA HATI KITA SELALU BERSYUKUR. (Petrus Due Moi)
|